Kamis, 23 Juni 2016

Analisis Materi Pembelajaran. revisidocx kurikulum 2013








 






PELATIHAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN






MATERI PELATIHAN:
ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN







 







DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016























ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN

A.   Konsep
Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan Kompetensi Dasar (KD), merupakan objek dari pengalaman belajar yang diinteraksikan di antara peserta didik dan lingkungannya untuk mencapai kemampuan dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran. Materi pembelajaran sangat berpengaruh pada tingkat keberhasilan ataupun ketercapaian siswa di dalam belajar.
B.   Deskripsi
Materi pembelajaran dikembangkan dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3 (Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan), disesuaikan dengan silabus.Selain berdasarkan IPK, pengembangan materi pembelajaran juga mempertimbangkan hal-hal berikut.
a.    Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
b.    Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik.
c.    Kebermanfaatan bagi peserta didik.
d.    Struktur keilmuan.
e.    Alokasi waktu.
Pengembangan materi pembelajaran dapat berupa content knowledge (isi pengetahuan) dan paedagogical knowledge (dimensi pengetahuan). Kegiatan pengembangan materi pembelajaran dilakukan untuk menghasilkan ruang lingkup materi pembelajaran. Ruang lingkup materi mata pelajaran disusun dengan tujuan untuk memberi pengalaman kongkret dan abstrak kepada peserta pelatihan.
Salah satu pembelajaran Simulasi Digital diarahkan untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyajikan gagasan dan pengetahuan kongkret dan abstrak, menyelesaikan permasalahan abstrak terkait, dan latihan berpikir rasional, kritis dan kreatif. Ruang lingkup mata pelajaran Simulasi Digital meliputi:
a.    Komunikasi dalam jaringan (daring/online);
b.    Kelas maya;
c.    Presentasi video;
d.    Presentasi video untuk branding dan marketing;
e.    Simulasi visual;
f.     Aplikasi pengolah simulasi visual tahap produksi dan pascaproduksi, dan
g.    Buku digital.
1.   Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapatdiukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, pada ayat (4) huruf b dinyatakan bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah:
a.    kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan
b.    kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.
Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Hal ini sesuai dengan maksud bahwa indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Setelah membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan menentukan materi pembelajaran.
Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut.
a.    Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi.
b.    Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial dari KI-2 tidak diturunkan ke dalam KD dan juga tidak memiliki indikator pencapaian kompetensi pada RPP, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran.
c.    Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan dimensi proses kognitif (dari memahami sampai dengan mengevaluasidan dimungkinkan sampai kreasi untuk kelas XII jika ketercapaian hasil belajar siswa di atas rata-rata) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari serendah-rendahnyaC2sampai setara dengan KD hasil analisis dan rekomendasi.
d.    IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1)    tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasinya dan tuntutan KI;
2)    tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif);
3)    tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau keterampilan konkret;
4)    untukketerampilan kongkret pada kelas X menggunakan kata kerja operasional sampai tingkat membiasakan/manipulasi. Sedangkan untuk kelas XI minimai sampai pada tingkat mahir/presisi. Selanjutnya untuk kelas XII minimal sampai pada tingkat ‘menjadi gerakan mahir/presisihingga alami/artikulasi serta kelas XIII orisinal/naturalisasi pada taksonomi psikomotor Simpson atau Dave, dan
5)    rumusanIPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4 minimal memiliki 2 (dua) indikator.
2.   Tujuan Pembelajaran
Setelah membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan membuat rumusan tujuan pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran merupakan jabaran lebih rinci dari indikator (IPK).Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi sikap yang akan dikembangkan.Perumusan tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan atau diukur, mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan.Perumusan tujuan pembelajaran mengandung komponen Audience, Behaviour, Condition dan Degree (ABCD), yaitu:
a.    Audience adalah peserta didik;
b.    Behaviour merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan dicapai setelah mengikuti pembelajaran;
c.    Condition adalah prasyarat dan kondisi yang harus disediakan agar tujuan pembelajaran tercapai, dan
d.     Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus dicapai peserta didik mencakup aspek afektif dan attitude.
Berdasarkancontoh IPK dari mata pelajaran simulasi digital yang tersebut di atas, maka rumusan tujuan pembelajarannya yaitu:
a.    Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan pengertian komunikasi daring online sesuai dengan buku teks secara santun.
b.    Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan 4 simbul yang digunakan pada pengelolaan informasi digital daring online sesuai dengan buku teks secara santun.
c.    Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan 2 jenis pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring online dengan santun.
d.    Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menentukankebutuhan pokok fasilitas yang diperlukanuntuk pengelolaan informasi digital daring online secara mandiri.
e.    Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan cara melakukankomunikasi daring online dengan percaya diri.
f.     Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta didik akan dapat melakukankomunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh dengan percaya diri.
g.    Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta didik akan dapat mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas sesuai prosedur dengan percaya diri.
C.   Contoh
Tabel 1berikut merupakan contoh penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan Pembelajaran dan Materi Pembelajaran yang dikutipdari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014.
Tabel 1. Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), Tujuan Pembelajaran dan Materi Pembelajaran
(dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014)
Mata Pelajaran: Simulasi Digital
KI Kelas X
Kompetensi Dasar
IPK
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
1.  Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.




2.   Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.




3.  Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital.
·   Menerangkan komunikasi daring asinkron.










·   Menerangkan komunikasi daring sinkron.











·   Menerapkan komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron.
· Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan 2 jenis pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring online dengan santun

· Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menentukankebutuhan pokok fasilitas yang diperlukanuntuk pengelolaan informasi digital daring online secara mandiri.

· Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan cara melakukankomunikasi daring online dengan percaya diri.
·   Komunikasi daring asinkron.











·   Komunikasi daring sinkron.












·   Komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron.
4   Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.2      Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring online.
·   Mengikuti(Meniru) komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh.










·   Mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas
· Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta didik akan dapat melakukankomunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh dengan percaya diri

· Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta didik akan dapat mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas sesuai prosedur dengan percaya diri
·   Mendemontrasikan Komunikasi daring asinkron dan sinkron

Kurikulum 2013 mengharuskan adanya analisis dan integrasi Muatan Lokal dan Ekstrakurikler Kepramukaan pada setiap mata pelajaran. Integrasi Muatan Lokal pada mata pelajaran Simulasi Digital dimaknai sebagai materi yang kontekstual sesuai lingkungan sekitar dan atau topik kekinian. Tabel 2 di bawah ini merupakan contoh bagaimana integrasi Muatan Lokal ke dalam mata pelajaran simulasi digital.

Tabel 2.Pengintegrasian Muatan Lokal (Nilai Kontekstual)
ke dalamMata Pelajaran Simulasi Digital
Kompetensi Dasar
Integrasi Muatan Lokal ke dalam Materi Mata Pelajaran
3.2  Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online).
Menggunakan komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron pada bidang usaha pertambangan yang ada di wilayah Kabupaten Bangka Tengah.
4.2   Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasipengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online).

Setiap pengampu mata pelajaran harus melakukan analisis pengintegrasian muatan lokal ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Lebih lanjut dikoordinasikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai bahan untuk penentuan kegiatan pembelajaran.

Integrasi ekstrakurikuler Pramuka dimaknai dengan pemanfaatan kegiatan kepramukaan sebagai wahana aktualisasi materi pembelajaran. Kegiatan integrasi ekstrakurikuler Pramuka, diawali dengan menganalisis Kompetensi Dasar dari KD yang akan dipelajari, apakah ada kegiatan yang dapat dipraktikan pada kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Atas dasar analisis tersebut jika KD yang dipelajari dimungkinkan dapat diintegrasikan pada kegiatan Kepramukaan, maka tentukan bentuk kegiatannya dan lakukan komunikasi dengan pembina Pramuka pada rapat dewan guru untuk dijadikan materi program aktualisasi pembinaan ekstrakurikuler Pramuka yang dilakukan 2 jam/minggu.Tabel 3 di bawah ini merupakan contoh bagaimana integrasi mata pelajaran Simulasi Digitalpada kegiatan aktualisasi Kepramukaan.
Tabel 3.Pengintegrasian Mata Pelajaran Simulasi Digital pada Kegiatan Aktualisasi Kepramukaan
Kompetensi Dasar
Integrasi materi mata pelajaran pada Aktualisasi Ekstrakurikuler Kepramukaan
3.2   Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasidigital melalui pemanfaatan komunikasi daring (online).
Menggunakan kompetensi komunikasi daring (online) dalam kegiatan kepramukaan (mengirim dan menerima email, chatting, dst).
4.2   Menyajikan hasil penerapan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (online).

Setiap pengampu mata pelajaran harus melakukan analisis pengintegrasian mata pelajaran yang diampunya pada kegiatan aktualisasi kepramukaan. Lebih lanjut dikoordinasikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai bahan untuk penentuan kegiatan aktualiasi ekstrakurikuler Kepramukaan.
D.   Latihan/Tugas
1.    Buat analisis keterkaitan KI, KD, Materi, Tujuan Pembelajaran dan Indikator Pencapaian Kompetensi seperti contoh di atas dari pasangan KD-3 dan KD-4 (Tabel 1).
2.    Buat analisis integrasi materi KD Mata Pelajaran yang Saudara ampu dengan Muatan Lokal/nilai-nilai kontekstual dan Ekstrakurikuler Kepramukaan seperti contoh Tabel 2 dan Tabel 3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar